Kegiatan survei yang juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi sumberdaya ikan di Selat Makassar dan Perairan Arafura merupakan salah satu cara untuk memastikan ketersediaan sumber daya perikanan dan mencegah aktivitas penangkapan yang berlebih (over fishing).
Sebagai upaya untuk mendukung kegiatan tersebut, BPPT melalui Balai Teknologi Survei Kelautan (Balai Teksurla) akan terlibat untuk melaksanakan kegiatan survei dengan menggunakan wahana KR Baruna Jaya IV, yang dimulai pada tanggal 6 September – 25 Oktober 2016. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa teknologi survei kelautan yang berbasis pada rangkaian eksplorasi potensi dan sebaran spasial sumberdaya ikan, oseanografi, dan biologi dari Balai Teknologi Survei Kelautan (Balai Teksurla) – BPPT kepada Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.
Waktu dan pelaksaan kegiatan
Kegiatan ini direncanakan terbagi menjadi 3 leg survei berdasarkan waktu sandarnya
Leg 1 : 6 – 22 September di Selat Makasar
Sandar: 23-24 September 2016di Makasar, Sulawesi Selatan
Leg 2 : 24 September – 7 Oktober 2016 di Perairan Arafura
Sandar: 7 – 8 Oktober 2016di Timika, Papua barat
Leg 3 : 8 – 25 Oktober 2016 di Laut Flores
Secara umum metoda yang digunakan pada kegiatan survei ini menitikberatkan kepada pengambilan sampel dan pengukuran data lapangan seperti contohnya : Akustik : Biomassa, kepadatan stok, Trawling : swept area method, substrat, dan Oseanografi : CTD, Chl-a, arus, larva, fitoplankton, zooplankton secara in situ dari batas wilayah studi yang telah ditetapkan melalui sebaran stasiun di Selat Makassar yang merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan 513 (WPP 513) dan Perairan Arafuru yang merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan 518 (WPP 518).